Kamis, 22 Januari 2009

Mencintai tanpa syarat ..

Cerita dibawah ini pembelajaran bagi yang sudah berkeluarga dan

pembekalan bagi yang akan menuju ke tahapan membina keluarga





Dear all, beberapa waktu lalu salah seorang kakak kelasku di

Psikologi Sadhar meninggal dunia karena kecelakaan. Namanya Ellen.

Berikut ini catatan yang dibuat oleh suaminya...yah kadang kala hal-

hal kecil memang tidak berarti di mata kita. Sering kali hal-hal

kecil itu membuat emosi kita diaduk-aduk oleh kemarahan dan tanpa

sadar kita telah melukai orang-orang yang kita cintai. Semoga dengan

membaca sekelumit kisah ini, kita bisa benar-benar menghargai setiap

hal kecil yang dilakukan orang untuk kita meskipun hal kecil itu

tidak sesuai dengan kehendak kita...sekedar share aja ini adalah

pedomanku ttg MENCINTAI.



MENCINTAI ADALAH MEMBIARKAN ORANG YANG KITA CINTAI SEPERTI APA

ADANYA DIA, BUKAN SEPERTI YANG KITA INGINKAN DARI DIRINYA. KARENA

KALAU MEMBUAT DIA SEPERTI APA YANG KITA INGINKAN BERARTI KITA TIDAK

BENAR-BENAR MENCINTAI DIA, TAPI KITA MENCINTAI BAYANGAN DIRI KITA

YANG ADA PADA DIRINYA...


THIS'S THE STORY:


Limatahun usia pernikahanku dengan Ellen sungguh masa yang sulit.

Semakin hari semakin tidak ada kecocokan diantara kami. Kami

bertengkar karena hal-hal kecil.

Karena Ellen lambat membukakan pagar saat aku pulang kantor.

Karena meja sudut di ruang keluarga yang ia beli tanpa

membicarakannya denganku, bagiku itu hanya membuang uang

saja.



Hari ini, 27 Agustus adalah ulang tahun Ellen. Kami bertengkar

pagi ini karena Ellen kesiangan membangunkanku. Aku kesal dan tak

mengucapkan selamat ulang tahun padanya, kecupan di keningnya yang

biasa kulakukan di hari ulang tahunnya tak mau

kulakukan.



Malam sekitar pukul 7, Ellen sudah 3 kali menghubungiku untuk

memintaku segera pulang dan makan malam bersamanya, tentu saja

permintaannya tidak kuhiraukan.



Jam menunjukkan pukul 10 malam, aku merapikan meja kerjaku dan

beranjak pulang. Hujan turun sangat deras, sudah larut malam tapi

jalan di tengah kota Jakarta masih saja macet, aku benar-benar dibuat

kesal oleh keadaan. Membayangkan pulang dan bertemu dengan Ellen

membuatku semakin kesal!



Akhirnya aku sampai juga di rumah pukul 12 malam, dua jam

perjalanan kutempuh yang biasanya aku hanya membutuhkan waktu 1 jam

untuk sampai di rumah.



Kulihat Ellen tertidur di sofa ruang keluarga. Sempat aku

berhenti di hadapannya dan memandang wajahnya. "Ia sungguh cantik"

kataku dalam hati, "Wanita yang menjalin hubungan denganku selama 7

tahun sejak duduk di bangku SMA yang kini telah kunikahi selama 5

tahun, tetap saja cantik". Aku menghela nafas dan meninggalkannya

pergi, aku ingat kalau aku sedang kesal sekali dengannya.



Aku langsung masuk ke kamar. Di meja rias istriku kulihat buku

itu, buku coklat tebal yang dimiliki oleh istriku. Bertahun-tahun

Ellen menulis cerita hidupnya pada buku coklat itu. Sejak sebelum

menikah, tak pernah ia ijinkan aku membukanya. Inilah saatnya! Aku

tak mempedulikan Ellen, kuraih buku coklat itu dan kubuka halaman

demi halaman secara acak.



14 Februari 1996.



Terima kasih Tuhan atas pemberianMu yang berarti bagiku, Vincent,

pacar pertamaku yang akan menjadi pacar terakhirku.



Hmm. aku tersenyum, Ellen yakin sekali kalau aku yang akan

menjadi suaminya





6 September 2001,



Tak sengaja kulihat Vincent makan malam dengan wanita lain sambil

tertawa mesra. Tuhan, aku mohon agar Vincent tidak pindah ke lain

hati..



Jantungku serasa mau berhenti...





23 Oktober 2001,



Aku menemukan surat ucapan terima kasih untuk Vincent, atas

candle light dinner di hari ulang tahun seorang wanita dengan nama

Melly. Siapakah dia Tuhan? Bukakanlah mataku untuk apa yang Kau

kehendaki agar aku ketahui.



Jantungku benar-benar mau berhenti. Melly, wanita yang sempat

dekat denganku disaat usia hubunganku dengan Ellen telah mencapai 5

tahun. Melly, yang karenanya aku hampir saja mau memutuskan

hubunganku dengan Ellen karena kejenuhanku. Aku telah memutuskan

untuk tidak bertemu dengan Melly lagi setelah dekat dengannya selama

4 bulan, dan memutuskan untuk tetap setia kepada Ellen. Aku sungguh

tak menduga kalau Ellen mengetahui hubunganku dengan

Melly.





4 Januari 2002,



Aku dihampiri wanita bernama Melly, Ia menghinaku dan

mengatakan Vincent telah selingkuh dengannya. Tuhan, beri aku

kekuatan yang berasal daripadaMu.



Bagaimana mungkin Ellen sekuat itu, ia tak pernah mengatakan

apapun atau menangis di hadapanku setelah mengetahui aku telah

menghianatinya. Aku tahu Melly, dia pasti telah membuat hati Ellen

sangat terluka dengan kata-kata tajam yang keluar dari mulutnya.

Nafasku sesak, tak mampu kubayangkan apa yang Ellen rasakan saat

itu.





14 Februari 2002,



Vincent melamarku di hari jadi kami yang ke-6. Tuhan apa yang

harus kulakukan? Berikan aku tanda untuk keputusan yang harus

kuambil.





14 Februari 2003,



Hari minggu yang luar biasa, aku telah menjadi Nyonya Alexander

Vincent Winoto. Terima kasih Tuhan!





18 Juli 2005,



Pertengkaran pertama kami sebagai keluarga. Aku harap aku tak

kemanisan lagi membuatkan teh untuknya. Tuhan, bantu aku agar lebih

berhati-hati membuatkan teh untuk suamiku.





7 April 2006,



Vincent marah padaku, aku tertidur pulas saat ia pulang kantor

sehingga ia menunggu di depan rumah agak lama. Seharian aku berada

mall mencari jam idaman Vincent, aku ingin membelikan jam itu di

hari ulang tahunnya yang tinggal 2 hari lagi. Tuhan, beri kedamaian

di hati Vincent agar ia tidak marah lagi padaku, aku tak akan tidur

di sore hari lagi kalau Vincent belum pulang walaupun aku

lelah.



Aku mulai menangis, Ellen mencoba membahagiakanku tapi aku malah

memarahinya tanpa mau mendengarkan penjelasannya. Jam itu adalah jam

kesayanganku yang kupakai sampai hari ini, tak kusadari ia

membelikannya dengan susah payah.





15 November 2007,



Vincent butuh meja untuk menaruh kopi di ruang keluarga, dia

sangat suka membaca di sudut ruang itu. Tuhan, bantu aku menabung

agar aku dapat membelikan sebuah meja, hadiah Natal untuk

Vincent.



Aku tak dapat lagi menahan tangisanku, Ellen tak pernah

mengatakan meja itu adalah hadiah Natal untukku. Ya, ia memang

membelinya di malam Natal dan menaruhnya hari itu juga di ruang

keluarga.



Aku sudah tak sanggup lagi membuka halaman berikutnya. Ellen

sungguh diberi kekuatan dari Tuhan untuk mencintaiku tanpa

syarat.



Aku berlari keluar kamar, kukecup kening Ellen dan ia terbangun.

"Maafkan aku Ellen, Aku mencintaimu, Selamat ulang tahun."







by

someone



------------ --------- -------



Jika manusia bisa mencintai pasangannya tanpa syarat.



Bayangkan, bagaimana besarnya cinta Tuhan

kepada kita yang adalah ciptaanNya. anakNya. sahabatNya. saudaraNya.



have Nice Day ^,^






0 komentar:

R3S4lis Manga &Download BLOG'S © 2008 Por *Templates para Você*